Rangkasbitung, Destinasi Liburan Murah Meriah di Barat Jakarta
![]() |
Alun-alun Rangkasbitng |
Musim libur telah tiba, hore. Kemana kalian akan berlibur? mungkin kota-kota besar dengan tempat wisata populer masuk dalam daftar teratas yang akan dipilih, sementara kota kecil kurang populer, dilirik pun tidak. Padahal belum tentu enggak menarik lho. Misalnya, kota kecil di Barat Jakarta ini, namanya Rangkasbitung.
Sebagai putera asli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, rasanya sudah kewajiban saya untuk mempopulerkan, setidaknya melalui tulisan di blog ini, supaya orang-orang kenal dengan Rangkas.
Nah, mumpung lagi musim libur, pas sekali kalau mengulas sedikit tempat menarik di kota yang terkenal dengan tokoh Multatuli ini.
Tidak perlu mahal untuk menjelajah Rangkasbitung, apalagi dari Jakarta, semenjak layanan Commuterline meluas hingga ke Banten, perjalanan dari Jakarta untuk menggapai kota-kota sekitar jadi lebih mudah dan murah. Misalnya bermodal Rp8000 sudah bisa menjelajah Rangkasbitung, Ibukota Kabupaten Lebak, Banten.
Beranjaklah dari Stasiun Tanah Abang untuk memulai perjalanan menyenangkan. Tiket Commuterline dari Tanah Abang ke Rangkasbitung hanya Rp8000 untuk perjalanan sejauh 78 kilometer selama 1 jam 45 menit. Setiap harinya, ada sekitar 20 perjalanan dari Tanah Abang ke Rangkasbitung mulai pukul 05.00 WIB hingga 22.00 malam.
Kereta akan membawa penumpang hingga ke pemberhentian terakhir di Stasiun Rangkasbitung setelah melewati sejumlah stasiun lain seperti Palmerah, Kebayoran, Serpong, Parungpanjang, Tigaraksa dan Maja. Stasiun Rangkasbitung adalah langkah awal untuk menjelajah kota mungil ini. Stasiun yang terletak di pusat kota adalah bangunan cagar budaya yang kental akan sejarah.
![]() |
Rosodaras.co.id |
Stasiun ini pernah menjadi saksi kunjungan Presiden Soekarno ke Rangkasbitung, lho. Bung Karno berkunjung ke sini pada 1957 menggunakan kereta api uap. Di kota ini beliau melakukan pidato di hadapan puluhan ribu rakyat Rangkasbitung kala itu.
Alun-alun Rangkasbitung adalah tempat yang paling populer bagi masyarakat sini. Alun-alun bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 menit atau menggunakan becak dari Stasiun. Ada banyak tempat menarik di sekitar alun-alun. Seperti Masjid Agung, Gedung Pemerintahan Lebak dan aneka kuliner.
Di sini juga terdapat Perpustakaan sekaligus Museum Multatuli yang baru saja diresmikan 2017 ini. Bangunannya cukup besar dan megah. Pada malam hari, tempat ini memancarkan lampu berwarna-warni yang indah. Dulu, sebelum perpustakaan modern ini dibangun, perpustakaan Rangkasbitung adanya di depan Balong, bangunannya kecil, namanya Perpustakaan Saidja dan Adinda, favorit saya menghabiskan waktu sepulang sekolah di SMPN 7 Rangkasbitung.
Berjarak sekitar 200 meter ke arah timur Alun-alun, terdapat bangunan peninggalan kolonial yakni Menara Air Rangkasbitung. Ya kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan saat jaman penjajahan Belanda di Lebak. Ada banyak peninggalan sejarah di Rangkas, seperti Menara Air, pabrik minyak sawit yang konon terbesar di Asia Tenggara dan bekas rumah Multatuli.
Tidak jauh dari Menara Air, ada obyek wisata lain yakni Balong Ranca Lentah. Tempat ini menjadi favorit remaja-remaja Rangkasbitung menghabiskan waktu. Apalagi saat malam hari, suasana akan lebih hidup karena banyak penjaja makanan di sini.
Jika ingin berwisata religi bagi umat kristiani, bisa mengunjungi Gua Maria yang terletak di Narimbang, atau sati kali naik angkutan umum dari Stasiun Rangkasbitung. Semenjak Commuterline masuk ke Rangkas, tempat ziarah ini semakin ramai dikunjungi pengunjung dari Jakarta setiap harinya.
![]() |
Masjid Agung Al Araf |
Selain tempat wisata, Rangkasbitung juga terkenal sebagai sentra pembuatan tahu di Banten. Datanglah ke Kampung Muara Kebon Kelapa dimana terdapat banyak pabrik tahu, untuk sekedar berbelanja tahu sebagai oleh-oleh. Harganya cukup murah, 5000 rupiah saja sudah dapat satu kantong kecil.
Selain itu, berkeliling pasar Rangkasbitung juga tidak kalah menyenangkan. Di dalam pasar ada banyak penjaja sayur mayur segar dan makanan khas Rangkas, seperti Kue Cincin, opak, emping dan juga renggining. Letak pasar yang dekat demgan stasiun, memudahkan pengunjung untuk kembali ke Jakarta dengan menggunakan Commuterline.
Selain dengan Commuterline, Rangaksbitung juga bisa dijangkau dengan bus dan kendaraan pribadi melalui Tol Jakarta-Merak, keluar di Balaraja atau Kota Serang.
Nah, Bagaimana tertarik untuk mengunjungi Rangkasbitung?
Comments
Post a Comment