Review Hotel Kapsul: Shakti Hotel Jakarta, Murah Meriah untuk Kelas Bintang 3

Kamar kapsul Shakti Hotel Jakarta | Supaya Thumbnail kece gambar diambil dari sini
Di postingan sebelumnya saya telah menceritakan jika mendapat kejutan berupa hotel murah untuk bermalam di Shakti Hotel Jakarta usai ikut acara bukber bareng tiket.com dan detik. Tarifnya cuma 54 ribu rupiah, dan menjadi hotel kapsul pertama yang saya tiduri di Jakarta.
Bukan hanya di Jakarta ding, tapi ini kali pertama mencoba hotel kapsul yang tengah booming jadi tempat nginep super irit bagi kaum backpacker.

Untuk yang belum tahu bagaimana saya bisa dapat kamar hotel super murah, saya pesan melalui aplikasi tiket.com dan mendapat keuntungan lewat harga tonight deals jika pesan kamar memasuki tengah malam. Untuk lebih detailnya bisa membaca langsung di postingan sebelumnya, ya. (klik: Kejutan Barokah Setelah Acara d'TraktirBukber Tiket dan Detik, Dapet Kamar Hotel 54 Ribu Semalam!)


Yuk kita bedah satu persatu soal hotel kapsul Shakti Jakarta.

Dapat apa?


Usai chek in, saya diberi kartu akses pintu kamar. Di kartu, tertulis nomor ruang dan ranjang, serta kode akses wifi. Jadi enggak perlu repost nanya login wifinya lagi. Saya juga mendapat bekal satu handuk dan toileters minimalis berupa sikat dan pasta gigi. Tidak dapat sandal bagi yang menginap di kapsul. 

Kamar


Kamar khusus kapsul berada di lantai 7. Tenang, ada lift kok, tapi kalau mau naik tangga juga boleh. Toh dinding tangganya keren, di lantai 7 saja ada stiker-stiker berupa petunjuk jarak ke pusat-pusat hiburan dan kuliner di Jakarta.

Di kartu tertulis ruangan saya 705 H, artinya ruangan kamar nomor 705 dan ranjang kapsul H. Di lantai tujuh ini terdapat sekitar 10 ruang kamar (mohon koreksi jika salah). Di setiap ruang terdapat 8 kapsul dengan formasi 4 atas dan 4 bawah. A-D di atas, E hingga H di bawah. 

Foto saya ambil setelah menginap dua malam, jadi maaf terlihat kusut hehe.
Ruangannya sudah ber Ac tapi tanpa ventilasi. Kapsul bawah masih lebih oke karena kebagian view dari jendela kaca tanpa bisa dibuka. Lumayan bisa melihat cahaya matahari. Sementara kapsul atas, full dinding kapsul kanan kiri dan belakang. 

Di dalam kapsul terdapat kasur empuk untuk satu orang, satu bantal dan selembar selimut. Iya benar memang selembar, saya curiga itu bahan kain kafan karena warnanya putih dan tipis. Tapi lumayan lah nyaman dipakai saat ruangannya lumayan dingin ketika tengah malam.


Kapsul ini juga dilengkapi meja lipat yang nempel di dinding. Meja ini yang menjadi nilai plus, apalagi bagi saya yang bekerja di depan laptop. Di sebelah meja ada satu set colokan panjang dengan 3 lubang kombinasi dan 4 lubang untuk sambungan kabel USB. Jadi bisa ngecas modal kabel aja tanpa perlu kepala charger.

Untuk menjaga privasi, kapsul bisa ditutup dengan tirai gulung yang cukup bikin merasa di kamar sendiri yang tertutup. Oh ya ada juga gantungan baju di ujung dekat pintu. Sementara untuk penerangan di dalam kapsul, mengandalkan lampu tanam di atas kepala yang nyalanya temaram. Cocok untuk lampu tidur. 


Untuk nyimpen barang, ada dua loker, sepertinya bisa dipakai sama siapa saja tanpa sewa. Tapi selama saya di sana, saya sempat tinggal laptop dan hape di kapsul saat mandi atau mencari makan, dan Alhamdulillah aman. Karena saya pikir toh ruangan kamarnya sudah dikunci, dan bisa dibuka oleh peghuni dan petugas hotel saja.

Kamar Mandi


Kamar mandi tidak ada di kamar dan berada di dalam ruang sendiri. Di lantai 7 ada dua kamar mandi, dibedakan antara cewek dan cowok. Satu kamar mandi terdapat 4 bilik untuk mandi, tiga bilik toilet, dua wastafel dan dua urinoir.

Selama saya menginap dua malam di sana, mandi tiga kali dan tidak ada kendala dengan air panas. Lancar jaya dan hangatnya pas. Sabun tersedia di botol yang menempel di dinding. Kebanyakan yang nginap sih saya lihat bawa perlengkapan mandi sendiri, kecuali saya yang memang tanpa persiapan. Jadi sabun juga saya fungsikan sebagai shampo. Haha.

Wifi


Selama dua hari menginap di sana, saya mengandalkan akses internet dari wifi hotel baik untuk hape maupun laptop. Wifinya lumayan kenceng bo, saya sempat test di speedtest dapat maksimal 7 MB untuk mengunduh dan 11 Mb untuk mengunggah. Sinyal Wifi tetap fullbar di seluruh ruangan, padahal kamar saya lumayan pojok, bahkan di kamar mandi. Kecuali di lift sih.

Fasilitas Lain




Di Lantai 7 selain kamar dan kamar mandi, terdapat ruangan santai dan smoking area. Ruangan santainya lumayan lucu dengan mural Shakti Hotel di dinding. 
Di ruangan santai ini terdapat kulkas, dispenser dengan air panas dan dingin, televisi kabel dan juga telepon. Semi kitchen bar gitu deh.

Sementara di smoking room juga terdapat televisi kabel. Jadi, kalau mau leyeh-leyeh sambil nonton tv bisa dilakukan di ruang santai ber Ac atau di smoking room. Tapi kalau saya lebih memilih di ruang santai ber Ac, karena bisa selonjoran di bawah dengan kursi bantal yang gampang bikin pw dan malas beranjak.

Lokasi

Shakti Hotel berada di Jalan Gajah Mada Jakarta Pusat yang menurut saya sangat strategis. Bangunanya berada satu komplek dengan Duta Merlin yang merupakan kawasan ruko tersohor di Jakarta. Kawasan ini juga dikenal dengan nama Harmoni, di depannya ada Halte Busway terbesar dan paling sibuk di jakarta, Halte Harmoni.


Jarak ke tempat-tempat vital di Jakarta juga sangat dekat, misal ke Monas, Masjid Istiqlal, Istana Negara, Pasar Baru, Kota Tua, Stasiun Gambir dan Kawasan Kuliner Pecenongan semua bisa dijangkau dengan jarak kurang dari 2 kilometer. 

Yang Perlu Tahu

Shakti Hotel Jakarta ini, adalah hotel bintang 3. Jadi, selain kamar kapsul, juga tersedia jenis kamar normal lain dengan tarif 300 ribu rupiah ke atas. Untuk kamar kapsul, jika bayar on the spot Rp 100 ribu rupiah, sementara jika dengan sarapan tarifnya 130 ribu rupiah.


Saya menginap dua malam, jika di total hanya bayar 158 ribu rupiah. Malam pertama 54 ribu dan malam kedua 104 ribu. Keduanya pesan lewat aplikasi tiket.com.

Nilai + 

1. Harga cukup murah untuk sekelas hotel di pusat strategis Jakarta, Walaupun hanya berupa kapsul, tapi kenyamanan bisa saya dapat, serasa di kamar hotel reguler.

2. Wifi kencang, Ac dingin dan terdapat air panas.

3. Staf ramah. Sejak hari pertama, saat chek in saya sudah terkesan dengan palayanan resepsionis yang gerak cepat dan selalu menyebut nama dengan gesture yang sopan. Bahkan hari kedua ada kejadian enggak enak ketika saya ingin menyimpan handuk basah bekas mandi, malah diambilkan handuk baru. 

Nilai -

Apa ya? rasanya hampir tidak ada. Kecuali tanpa dapat sandal saja. Tapi itu bisa dimaklumi dengan harga kamar yang lumayan murah. Oh, ya kalau bisa disediakan botol shampo juga dong di kamar mandinya. Hehehe.

Kesimpulan:

pixabay.com
Jujur saya baru tahu jika di Jakarta ada hotel kapsul. Sebelumnya yang saya tahu hanya dormitory biasa di hotel-hotel backpacker di kawasan Jalan Jaksa. Jadi, dengan harga murah, konsep hotel yang lumayan baru di Jakarta, pelayanan yang maksimal, layak untuk dicoba dan membuat saya pengin datang lagi. Dalam sekala 100 saya kasih nilai 85. Good Job.

Salam, Acep Nazmudin. 

Comments

Popular posts from this blog

Ada Pemakaman Keren Tersembunyi di Ancol, Lho!